Kerajaan Salakanegara
![]() |
| Jam Berbahasa Sunda |
Pendapat ini di perkuat dengan kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara. Disamping itu ditemukan bukti lain berupa Jam Sunda atau Jam Salakanagara, suatu cara penyebutan Waktu/Jam yang juga berbahasa Sunda.
Awal Berdiri
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyrè oleh Ptolemeus dalam tahun150, dikarenakan Salakanagara diartikan sebagai "Negara Perak" dalam bahasa Sansakerta. Aki Tirem adlah seorang penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua duta dari Pallawa Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pohaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman.
Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan. Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara beribu kota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya.
Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 Masehi hingga tahun 362 Masehi. Raja Dewawarman I sendiri hanya berkuasa selama 38 tahun.
Raja Raja Salakanegara
1. Maharaja Dewawarman I (130 – 168 M).
Dewawarman I, seringkali harus memimpin langsung pasukannya dalam upaya untuk menumpas para bajak laut yang semakin mengancam keadaan maritim Kerajaan Salakanagara. Karena beliau begitu ahli dalam hal tehnik/strategi bertempur dalam wilayah kelautan, makapara perompak saat itu dapat ditumpas sampai habis oleh Dewawarman I dan mereka akhirnya merasa takut untuk kembali memasuki wilayah Kerajaan Salakanagara.
2. Maharaja Dewawarman II (168 – 195 M).
Memeliki gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Beliau adala putra maharaja dermawaman pernikahannya dengan Pohaci Larasati.
Maharaja Dewawarman II sebenarnya tidak memiliki seorangpun putra laki-laki yang nantinya akan meneruskan tahta kerajaan. Dari permaisurinya yang berasal dari Jawa Tengah, lahirlah seorang putri yang bernama Dewi Tirta Lengkara dan kemudian dinikahkan dengan seorang raja daerah Ujung Kulon yang bernama Darma Satyanagara.
3. Maharaja Dewawarman III (195 –238 M).
Dalam urusan politik Kerajaan Salakanagara, Dewawarman III berusaha menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan-kerajaan dari Daratan Cina/Tiongkok dan bebeapa kerajaan dari India. Kemungkinan besarnya adalah karena beliau tidak memiliki garis keturunan dari Aki Tirem, maka dari itu saat Dewawarman III turun tahta, tampuk kekuasaan diserahkan kepada Darma Satyanagara, seorang raja daerah Ujung Kulon yang merupakan menantu dari Dewawarman II.
4. Maharaja Dewawarman IV (238 – 25 M).
Bernama Darma Satyanagara. Pada awalnya dia merupakan raja dari Kerajaan Ujung Kulon (kerajaan bawahan Salakanagara). Namun setelah beliau menikah dengan Tirta Lengkara (puteri sulung Dewawarman II), maka beliau dipercaya penuh sebagai penerus tahta Kerajaan Salakanagara.
5. Maharaja Dewawarman V (251 – 276 M).
Ketika Dewawarman IV turun tahta, lagi-lagi Salakanagara tidak memiliki seorang putra mahkota laki-laki. Tradisi kerajaan yang mengharuskan laki-lakisebagai raja, tidak dapat terpenuhi. Untuk mengatasi keadaan ini, maka suami dari putri sulung Dewawarman IV (Mahisa Saramhardini Warmandewi) yang bernama Darmasatyajaya akhirnya dinobatkan sebagai raja dan diperkenankan memakai gelar Dewawarman V.
6. Mahisa Suramardini Warmamdewi (276 – 289 M).
Beliau sebenarnya tidak berhak untuk menduduki tahta kerajaan karena dirinyaadalah seorang wanita.Namun karena kondisi kepemimpinan yang sudah kosong dan raja sesungguhnya telah tewas dalam pertempuran maritim melawan para bajak laut, akhirnya beliau terpaksa meneruskan tahta suaminya yang gugur di medan pertempuran laut.
Sambil menunggu putra sulungnya untuk beranjak dewasa agar suatu saat nanti mampu untuk menggantikan dirinya dalam menduduki tahtakerajaan Salakanagara. Dengan demikian, sang ratu ini tercatat dalam sejarah kerajaan Salakanagarasebagai wanita pertama yang pernah memegang kekuasaan tertinggi dari suatu kerajaan yang berada di wilayah barat Jawa.
7. Maharaja Dewawarman VI (289 – 308 M).
Raja ini merupakan putra sulung dari pasangan Dewawarman V dan Mahisa Saramhardini Warmandewi. Beliau memiliki nama asli yaitu Prabu Ganayanadewa Linggabumi.
8. Maharaja Dewawarman VII (308 – 340 M).
Dewawarman VII merupakan putra sulung dari Dewawarman VI. Saat penobatannya sebagai raja Salakanagara, beliau bergelar Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati.
9. Senopati Krodamaruta ( 340 M).
Senopati Krodamaruta merupakan putra dari Gopala Jayangrana (putra ke-4 dari Dewawarman VI yang bertugas sebagai menteri di Kerajaan Calankayana). Krodamaruta merebut tahta Salakanagara persis disaat Dewawarman VII telah wafat.
10. Spartikarnawa Warmandewi (340 – 348 M).
Untuk mengisi kekosongan kekuasan, akhirnya dengan terpaksa putri ini kembali mengambil alih tahta Salakanagara meskipun saat itu ia belum menikah. Beliau terkenal karena cantik, pintar serta amat bijaksana.
11. Maharaja Dewawarman VIII (348– 362 M).
Sebelum akhirnya menjadi suami dari Spatikarnawa Warmandewi, beliau merupakan panglima angkatan laut Kerajaan Palawa. Di saat dinobatkan sebagai raja Salakanagara, beliau diberi gelar Prabu Darmawirya Dewawarman.Pada masa kekuasaannya inilah, Salakanagara mencapai masa-masa puncak kejayaannya. Kehidupan penduduk semakin makmur dan sejahter, dan sang raja banyak memajukan kehidupan keagamaan.Mayoritas penduduk saat itu adalah memeluk agama Ganapati yang memuja Ganesha. Sedangkan sisanya ada yang memuja Wisnu, Siwa, Siwa-Wisnu, dan kepercayaan asli leluhur.
12. Maharaja Dewawarman IX (362-?).
Pada masa pemerintahannya, pamor kekuasaan Salakanagara sudah mulai menurun drastis, hal ini sangat berbalik dengan berbagai prestasi yang telah dilakukan oleh ayahnya(Dewawarman VIII) yang banyak membawaSalakanagara dalam masa kemakmuran. Salakanagara akhirnyasemakin kehilangan kewibawaannya “gaungnya” dan akhirnya terlampaui oleh Kerajaan Tarumanegara, bahkan menjadi wilayah bagian dari kekuasaan kerajaan baru tersebut.
Peninggalan Salakanagara:
a.) Menhir Cihunjuran;
Berupa Menhir sebanyak tiga buah terletak di sebuah mata air, yang pertama terletak di wilayah Desa Cikoneng. Menhir kedua terletak di Kecamatan Mandalawangi lereng utara Gunung Pulosari. Menhir ketiga terletak di Kecamatan Saketi lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Tanpa memberikan presisi dimensi dan lokasi administratif, tetapi dalam peta tampak berada di lereng sebelah barat laut gunung Pulosari, tidak jauh dari kampung Cilentung, Kecamatan Saketi. Batu tersebut menyerupai batu prasasti Kawali II di Ciamis dan Batu Tulis di Bogor. Tradisi setempat menghubungkan batu ini sebagai tempat Maulana Hasanuddin menyabung ayam dengan Pucuk Umum.
b.) Dolmen;
Terletak di kampung Batu Ranjang, Desa Palanyar, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Berbentuk sebuah batu datar panjang 250 cm, dan lebar 110 cm, disebut Batu Ranjang. Terbuat dari batu andesit yang dikerjakan sangat halus dengan permukaan yang rata dengan pahatan pelipit melingkar ditopang oleh empat buah penyangga yang tingginya masing-masing 35 cm. Di tanah sekitarnya dan di bagian bawah batu ada ruang kosong. Di bawahnya terdapat fondasi dan batu kali yang menjaga agar tiang penyangga tidakterbenam ke dalam tanah. Dolmen ditemukan tanpa unsur megalitik lain, kecuali dua buah batu berlubang yang terletak di sebelah timurnya.
c.) Batu Magnit;
Terletak di puncak Gunung Pulosari, pada lokasi puncak Rincik Manik, Desa Saketi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang. Yaitu sebuah batu yang cukup unik, karena ketika dilakukan pengukuran arah dengan kompas, meskipun ditempatkan di sekeliling batu dari berbagai arah mata angin, jarum kompas selalu menunjuk pada batu tersebut.
d.) Batu Dakon;
Terletak di Kecamatan Mandalawangi, tepatnya di situs Cihunjuran. Batu ini memiliki beberapa lubang di tengahnya dan berfungsi sebagai tempat meramu obat-obatan.
Kerajaan Salakanegara Berakhir
Prabu Dharmawirya tercatat sebagai Raja Dewawarman VIII atau raja Salakanagara terakhir hingga tahun 363 karena sejak itu Salakanagara telah menjadi kerajaan yang berada di bawah kekuasaanTarumanagarayang didirikan tahun 358 Masehi oleh Maharesi yang berasal dari Calankayana, India bernamaJayasinghawarman. Pada masa kekuasaan Dewawarman VIII, keadaan ekonomi penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, sedangkan kehidupan beragama sangat harmonis.
Sekian artikel tentang kerajaan salakanegara.Semoga bermnfaat

Post a Comment for "Kerajaan Salakanegara"